Bagi sebagian siswa, Wawasan Wiyata Mandala mungkin bukanlah istilah yang asing. Sejumlah materi terkait Wawasan Wiyata Mandala pun kerap ditemukan dan diberikan saat memasuki masa orientasi sekolah. Wawasan Wiyata Mandala juga dikenal sebagai pedoman penting dalam penyelenggaraan Pendidikan.
Secara harfiah dan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Wawasan berarti tinjauan, pandangan, atau sudut pandang/cara pandang. Adapun kata Wiyata yang diambil dari Bahasa Jawa, yang memiliki arti pengajaran atau Pendidikan.
Mandala sendiri berarti bulatan atau lingkungan. Sehingga definisi Wawasan Wiyata Mandala adalah cara pandang Pendidikan dalam lingkungan sekolah. Contoh sederhana dari Wawasan Wiyata Mandala adalah menjaga ketertiban di lingkungan sekolah.
Menurut Direktur Jenderal Pnedidikan Dasar dan Menengah Nomor 13090/CI.84 tanggal 1 Oktober 1984, menyebutkan, Wawasan Wiyata Mandala yang dimaksud adalah konsepsi atau cara pandang bahwa sekolah merupakan lingkungan atau kawasan penyelenggaraan Pendidikan dan merupakan ketahana sekolah guna menciptakan suasana harmonis dan kecintaan terhadap sekolah.
Sementara itu, tujuan Wawasan Wiyata Mandala sendiri yaitu untuk mendukung visi Pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, Bab II, Yaitu:
“Pendidikan nasional mempunyai visi terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan yang selalu berubah”
Wawasan Wiyata Mandala sendiri terdiri dari lima komponen yaitu peran kepala sekolah, peran guru, peran civitas akademika, peran murid, dan peran masyarakat.
Peran kepala sekolah yang dimaksud adalah kepala sekolah bertanggung jawab secara penuh dalam penyelenggaraan pendidikan sekolah. Peranan kepala sekolah dapat berupa:
- Memastikan sekolah memiliki sarana dan prasarana yang baik
- Melakukan rapat koordinasi dengan guru, wali murid, murid, komite sekolah, ataupun masyarakat setempat
- Merencanakan sistem pengajaran yang efektif tidak hanya secara akademis melainkan pembentukan moral serta karakter siswa
- Menciptakan suasana yang harmonis antar warga sekolah
- Mengawasi kinerja guru, pelaksanaan pengajaran, serta tata tertib dan disiplin di lingkungan sekolah
- Mendukung kegiatan ekstrakulikuler bagi siswa
Kemudian ada pula peran guru yaitu:
- Menjunjung tinggi martabat dan sikap tauladan
- Menyampaikan dan mengajarkan ilmu pengetahuan
- Memotivasi dan membina peserta didik
- Menjadi tauladan dalam segi karakter, moral, dan etika
- Mengajarkan norma, tata tertib, serta kecakapan hidup
- Membangun kepercayaan dari sekolah, peserta didik, wali murid, dan masyarakat
Peran Civitas Akademika dalam mewujudkan Wawasan Wiyata Mandala adalah:
- Menaati tata tertib sekolah
- Melaksanakan hak dan kewajiban berdasarkan tugas profesinya di sekolah
- Membangun hubungan yang harmonis antar warga sekolah
Sedangkan peran murid adalah:
- Menaati tata tertib sekolah
- Menghormati guru, kepala sekolah, dan civitas akademika
- Melakukan kegiatan belajar dengan semangat, tekun, dan disiplin
- Menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
- Menggunakan dan menjaga fasilitas belajar dan mengajar di sekolah
- Manjaga nama baik sekolah dan keluarga baik di dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah
Kemudian yang terakhir, ada peran masyarakat yaitu:
- Mendukung program dan kebijakan sekolah dalam proses belajar dan mengajar
- Turut memberikan kritisk serta saran yang membangun proses pengajaran
- Turut melakukan pengawasan terhadap peserta didik
- Bersedia melakukan kerja sama dengan sekolah dalam rangka mendukung proses belajar dan mengajar
- Turut serta menjaga keamanan lingkungan sekolah