Akhir-akhr ini nama Tom Liwafa ramai diperbincangkan di internet. Hal tersebut dikarenakan sang ‘Crazy Rich Surabaya’ disebut-sebut terlibat dalam daftar jejaring judi online Konsorsium 303 yang tersebar di media sosial. Dari selebaran yang beredar itu disebutkan bahwa Tom Liwafa turut menyetor dana ke Ferdy Sambo, tersangka pembunuhan berencana Brigadir J, atau Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat.
Sontak Tom Liwafa membantah isu yang beredar tersebut dengan tegas. Sebab, sumbernya tidak jelas dan tidak bisa dipertanggungjawabkan. Dilansir dari detikJatim, Tom Liwafa mengaku tidak ada konfirmasi apapun dari pemerintah. Selain itu, ia mengakui bahwa ia tidak mengenal nama-nama lain yang terdapat pada selebaran itu selain dirinya.
Tom Liwafa kemudian menegaskan bahwa selebaran itu merupakan kabar hoaks dan fitnah yang ditujukan kepada dirinya. Ia menyayangkan bahwa berita yang belum terkonfirmasi kebenarannya tersebut dapat menyebar. Ia juga mengakui isu yang beredar itu telah merugikannya, sebab dalam selebaran itu tercantum pula nomor telepon miliknya.
Namun ia menyatakan bahwa ia tidak akan melaporkan kasus tersebut ke jalur hukum. Meski demikian ia akan berusaha berbicara ke pihak-pihak terkait, sebab ia tidak sendiri dalam daftar nama-nama yang dikaitkan terlibat dalam Konsorsium 303 itu.
Pasalnya, tak hanya Tom Liwafa, bahkan sejumlah nama pejabat perwira tinggi di kepolisian juga disebut-sebut terlibat jaringan judi online dalam dokumen yang viral itu. Tom juga sudah membantah keterlibatannya melalui akun media sosialnya. Dalam klarifikasinya tersebut ia membantah keterlibatannya sebagai salah satu pengusaha yang mengucurkan dana ke Ferdy Sambo.
Bahakan, Tom menyebutkan bahwa dirinya mempersilakan seseorang yang menyebarkan selebaran tersebut untuk melapor ke polisi jika dirasa dirinya merugikan dan memang terlibat di Konsorsium 303.
Di balik itu, sebelumnya Ketua Indonesian Police Watch, Sugeng Teguh Santoso, mendesak Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk mendalami terkait beredarnya skema judi online yang diduga dipimpin oleh Ferdy Sambo.
Perkara tersebut mencuat pasca-kasus kematian Brigadir J yang nyatanya memang didalangi oleh Ferdy Sambo itu sendiri.