Sebanyak 5.943 orang yang-ber KTP Kota Bandung terinfeksi HIV. Data tersebut dicatat oleh Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung. Dari total jumlah yang terjaring HIV/AIDS tersebut, terdapat sebanyak 414 mahasiswa asal Kota Bandung yang positif HIV. Dengan tingginya angka pengidap HIV/AIDS di Kota Bandung yang cukup tinggi tersebut tentunya menjadi PR bersama yang harus diselesaikan.
Ketua Sekretariat KPA Kota Bandung, Sis Silvia Dewi mengatakan bahwa penularan kasus HIV/AIDS ini sebetulnya menyasar semua golongan seperti pekerja swasta, ibu rumah tangga, hingga mahasiswa. Silvia menambahkan kasus positif untuk golongan mahasiswa mencapai 6,97 persen, sedangkan untuk golongan ibu rumah tangga mencapai 11,8 persen.
Berdasarkan data yang tercatat, golongan yang menempati urutan tertinggi penularan HIV/AIDS tersebut berasal dari pegawai swasta, dengan total 31.01 persen atau setara dengan 1.842 kasus. Silvia juga mengatakan bahwa faktor risiko tertinggi penularan HIV/AIDS di Kota Bandung ini berdasarkan faktor heteroseksual, atau hubungan antara perempuan dengan laki-laki, maupun sebaliknya, yaitu sebanyak 39,52 persen.
Wilayah terbanyak dari jumlah pengidap HIV/AIDS tersebut adalah di Kecamatan Andir . Sedangkat peringkat kedua terbanyak ada di Kecamatan Regol, disusul dengan Lengkong, Coblong, Batununggal, Sumur Bandung, Bandung Kulon, Bandung Kidul, Bojongloa Kidul, dan Cibiru.
Berikutnya ada Astana Anyar, Bojongloa Kaler, Cibeunying Kidul, Babakan Ciparay, Bandung Wetan, Sukajadi, Kiaracondong, Sukasari, Cicendo, dan Arcamanik. Disusul dengan Cinambo, Ujungberung, Mandalajati, Antapani, Cidadap, Cibeunying Kaler, Buahbatu, Panyileukan, Rancasari, dan Gedebage.
Berkaitan dengan hal tersebut, Asisten Daerah 1 Kota Bandung, Asep Gufron, menyatakan bahwa angka penularan kasus HIV/AIDS terbesar di Kecamatan Andir dikarenakan di kawasan tersebut memang memiliki banyak tempat hiburan. Asep mengatakan, tempat memang menentukan manakala terjadi banyak kegiatan.
Meski begitu, Asep menuturkan bahwa penyebaran kasus HIV ini tidak hanya melalui hubungan seksual. Aktivitasnya bisa beragam, termasuk melalui jarum suntik. Menurut Asep, hal itulah yang menjadi perhatian atas penggunaan jarum suntik.
Sementara itu, Pemkot akan tetap melakukan edukasi terhadap pengidap HIV/AIDS dan warga Kota Bandung lainnya guna menjaga perilaku hidup bersih dan sehat.