Sudah enam bulan sejak invasi yang menyebabkan perang Rusia Ukraina dan memicu krisis pengungsi terbesar di Eropa sejak Perang Dunia ke 2, secara diam-diam Rusia telah meraup USD 158 Miliar dari ekspor energi selama invasinya ke Ukraina. Maka dari itu, Komisi Eropa mengusulkan batasan harga atas pendapatan Rusia dari para produsen listrik yang menghasilkan keuntungan luar biasa akibat perang Rusia Ukraina dan perubahan iklim tersebut.
Ada pun krisis pangan dan minyak global yang terjadi akibat perang Rusia Ukrainan. Berhubungan dengan hal tersebut, Presiden UE, Ursula von der Leyen mengatakan bahwa proposal terkait hal itu dapat mengumpulkan USD 140 Miliar untuk membantu orang-orang yang terdampak lonjakan harga energi. Tanggapan tersebut ternyata direspons lain oleh Rusia. Karena blok UE mendukung Ukraina, Rusia telah mengurangi pasokan gas alam ke 13 negara anggota UE. Bahkan lonjakan harga gas dan listrik diperkirakan akan terus naik karena permintaan memuncak selama musim dingin.
Sementara itu, Menteri Keuangan dari kelompok idustri G7 telah menyepakati untuk menerapkan sistem ang dirancang untuk membatasi pendapatan Rusia dari penjualan minyak, dengan tujuan untuk mengurangi pendapatan dan melemahkan kemampuan Rusia mendanai perang di Ukraina, sekaligus membatasi dampak perang terhadap harga energi global.
Di luar keuntungan yang didapatkan oleh pihak Rusia, Vladimir Putin mengatakan akan gunakan semua cara yang ada dalam perang ini. Putin memerintahkan mobilisasi pertama sejak Perang Dunia II dan memperingatkan bahwa Moskow akan menggunakan semua cara yang ada untuk melindungi rakyatnya. Rusia juga akan menanggapi segala kecaman dengan kekuatan dari semua persenjataan yang lebih luas.
Dapat disimpulkan bahwa Putin secara gamblang meningkatkan konflik pada perang Rusia Ukraina ini. Bahkan, mobilisasi militer parsial dari 2 juta pasukan cadangan militernya adalah untuk mempertahankan Rusia dan wilayahnya serta mengklaim Barat yang tidak menginginkan perdamaian di Ukraina.
Di sisi lain, pendapat Menteri Luar Negeri Inggris, Gillian Keegan menilai apa yang diucapkan Putin dianggap sebagai hal yang mengkhawatirkan. Ia juga menegaskan bahwa ancaman yang dia buat harus ditanggapi dengan serius.