Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek), mengeluarkan produk baru bahan ajar untuk tahun ajaran baru, yaitu Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulim ini merupakan kurikulum terbaru berdasarkan keputusan dari Nadiem Makarim, sebagai Menteri Kemendikbudristek.
Dalam rangka pemulihan pembelajaran selama 2020-2024, kurikulum tersebut akan digunakan untuk seluruh satuan Pendidikan mulai dari PAUD, SD, SMP, SMA, SMK, Pendidikan Khusus, dan Ksetaraan.
Kurikulum Merdeka Belajar sendiri adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam, di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.
Kurikulum tersebut akan berbeda dengan kurkikulum sebelumnya. Dikutip dari Buku Saku Kurikulum Merdeka, dalam kurikulum merdeka belajar tersebut guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik.
Perubahan kurikulum tersebut secara keseluruhan baru akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang. Maka ketika waktu itu datang, kurikulum merdeka belajar sudah akan melalui tahap literasi perbaikan selama 3 tahun di beragam sekolah/madrasah, dan daerah.
Pada tahun 2024 akan ada cukup banyak sekolah/madrasah di tiap daerah yang sudah mempelajari kurikulum merdeka tersebut, dan nantinya bisa menjadi mitra belajar bagi sekolah/madrasah lainnya untuk menjadi motivasi tersendiri.
Berikut adalah konsep kurikulum merdeka belajar
- Pembelajaran berbasis projek untuk pengembangan soft skills dan karakter sesuai profil pelajar Pancasila.
- Fokus pada materi esensial sehingga ada waktu cukup untuk pembelajaran yang mendalam bagi kompetensi dasar seperti literasi dan numerasi.
- Fleksibilitas bagi guru untuk melakukan pembelajaran yang terdiferensiasi sesuai dengan kemampuan peserta didik dan melakukan penyesuaian dengan konteks dan muatan lokal.
Sementara itu, kurikulum merdeka belajar untuk PAUD dibedakan dan dikhususkan sendiri, yaitu sebagai berikut
- Menguatkan kegiatan bermain yang bermakna sebagai proses belajar
- Menguatkan relevansi PAUD sebagai fase fondasi (bagian penting dari pengembangan karakter dan kemampuan anak serta kesiapan anak bersekolah di jenjang selanjutnya)
- Menguatkan kecintaan pada dunia literasi dan numerasi sejak dini
- Adanya projek penguatan profil pelajar Pancasila
- Proses pembelajaran dan asesmen yang lebih fleksibel
- Hasil asesmen digunakan sebagai pijakan guru untuk merancang kegiatan bermain dan pijakan orang tua dalam mengajak anak bermain di rumah
Menguatkan peran orang tua sebagai mitra satuan