Pasca-naiknya harga Bahan Bakar Minyak atau BBM, sejumlah mahasiswa demo tolak kenaikan BBM di berbagai titik di Jakarta, pada Senin (5/9) pagi tadi. Tak hanya mahasiswa, sejumlah elemen masyarakat pun turut turun ke jalan untuk melakukan protes atas kenaikan BBM tersebut. Dilansir dari Detikcom, Kasat Lantas Wilayah Jakarta Pusat, Kompol Purwanta, mengatakan bahwa terdapat sembilan titik demo dari 19 elemen massa yang berbeda di Jakarta.
Dari ke sembilan titik demo tersebut, aksi massa akan berkumpul di pusat yaitu Gedung DPR dan Patung Kuda. Massa yang hadir berjumlah sekitar 100 hingga 300 orang per kelompoknya. Ada pun salah satu kelompok atau organisasi mahasiswa yaitu Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia atau PMII yang menjadi salah satu kelompok yang menurunkan kadernya untuk aksi protes.
Ketum PMII, Abdullah Syukri, menyatakan bahwa ia menyayangkan sikap pemerintah yang menaikkan harga BBM karena tidak mempertimbangkan kondisi masyarakat yang sedang sulit. Ia juga menambahkan bahwa PMII akan serempak turun aksi ke jalan di berbagai daerah, dan mengerahkan 2.000 kader dari seluruh Indonesia.
Abdullah Syukri juga menegaskan bahwa demo oleh anggota PMII tidak hanya dilakukan di Jakarta, melainkan akan digelar oleh kader-kader di berbagai daerah. Ada pun beberapa tuntutan PMII dalam aksinya, yaitu menolak secara tegas kenaikkan harga BBM bersubsidi, mendesak pemerintah untuk menangani mafia BBM, menerapkan kebijakan subsidi tepat sasaran, dan mendorong pemerintah untuk membuka keterlibatan publik dalam penyaluran BBM bersubsidi.
Menurut anggota LBH HMI Cabang Jakarta Selatan, aksi penolakan kenaikkan harga BBM juga akan digelar oleh HMI MPO serentak secara nasional. Ia pun setuju bahwa HMI akan turut memenuhi Patung Kuda pada waktu dzuhur.
Berkaitan dengan hal tersebut, polisi telah menyiapkan rekayasa lalu lintas guna mencegah kemacetan akibat demo kenaikkan BBM tersebut. Rekayasa lalu lintas itu bersifat situasional tergantung dari jumlah massa dan ruas jalan yang akan dipakai pengunjuk rasa. Purwanta mengatakan rekayasa tersebut akan dilakukan secara tentatif dengan pengendalian yang ringan.