Pernyataan Wakil Gubernur Jawa Barat, atau Wagib Jabar, Uu Ruzhanul Ulum, menjadi sorotan terkait pernyataan dirinya kepada kasus bocah SD di Tasikmalaya yang meninggal akibat bullying. Ia menuturkan hal tersebut saat mendapatkan tugas dari Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil untuk menemui keluarga korban bocah yang meninggal, di kantor KPAID, Kabupaten Tasikmalaya, Sabtu (23/7/22).
Dalam pertemuannya tersebut, Uu memberikan pernyataan yang berbeda dengan Ridwan Kamil dan Presiden Joko Widodo yang jelas-jelas mengecam keras kejadian bullying tersebut dan meminta para pelakunya untuk dihukum sesuai aturan yang berlaku. Secara tegas, Uu menyatakan bahwa kejadian anak setubuhi hewan tersebut sudah biasa sejak masa kecilnya dulu, dan itu hanya sebuah candaan.
Hal ini jelas mencederai pernyataan Kementerian PPA yang mengecam keras kejadian tersebut dan akan melakukan berbagai upaya supaya tak terulang kembali. Wagub Jabar tersebut lantas berharap kasus ini agar bisa berakhir secara damai. Usulan ini ia sampaikan saat pertemuannya dengan ibu dan bapak korban.
Bahkan, Wagub Jabar menuturkan bahwa kasus ini belum bisa dianggap sebagai kasus persetubuhan. Hal itu ia tuturkan usai melihat video persetubuhan antara bocah dan kucing dalam video itu yang tengah viral.
Selain itu Wagub Jabar juga meminta masyarakat untuk tak berasumsi bahwa depresilah yang mengakibatkan kematian bocah korban perundungan itu. Uu menyatakan bahwa belum ada kepastian dari pihak yang berwenang, sehingga ia meminta masyarakat untuk tidak berandai-andai soal penyebab kematiannya.
Berkaitan dengan kasus tersebut, pihak RSUD SMC telah mengungkap hasil pemeriksaan medis terkait penyebab meninggalnya bocah SD di Tasikmalaya ini. Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, Adi Widodo, mengatakan bahwa sebelum meninggal korban dirawat di rumah sakit ini.
Dari hasil pemeriksaan medis, korban mengalami suspect depresi, thypoid, dan ensefalopati, atau peradangan otak. Adi menyatakan bahwa korban selama berada di rumah sakit mengalami penurunan kesadaran, juga demam yang disebabkan karena tekanan psikologis.