Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) baru saja menginformasikan penyebab gempa Malang yang terjadi pada hari Selasa (17/1/23) kemarin, sekitar pukul 11.36 WIB. Gempa yang mengguncang Kabupaten Malang tersebut berkekuatan M 4,8, dengan berlokasi di koordinat 9,14° LS ; 112,48° BT, tepatnya berada di laut pada jarak 111 KM arah Barat Daya, Kabupaten Malang, Jawa Timur, di kedalaman 65 KM.
Dengan guncangan tersebut, BMKG menyatakan bahwa gempa Malang tidak berpotensi tsunami. Sementara itu, Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyatakan bahwa gempa tersebut merupakan gempa tektonik dan memiliki parameter update dengan magnitudo M 4,8. Daryono pun menjelaskan bahwa penyebab gempa di sekitar Jawa Timur tersebut adalah akibat aktivitas Lempeng Samudera Indonesia-Australia.
Hal itu dikuatkan dengan lokasi episenter dan kedalaman hiposenter dari gempa Malang yang terjadi kemarin. Maka dari itu, BMKG pun menyimpulkan bahwa gempa bumi yang terjadi kemarin merupakan jenis gempa bumi intraslab kedalaman menengah yang diakibatkan oleh deformasi pada batuan dalam Lempeng Samudera Indonesia-Australia. Gempa bumi tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik, atau thrust fault.
Adapun dampak yang terjadi saat gempa Malang kemarin, beberapa daerah di antaranya adalah Karangkates, Sumbermanjing Wetan, dengan skala intensitas III-IV MMI; lalu daerah Kepanjen, Lumajang, Malang dengan skala intensitas II-III MMI; dan ada daerah Badung, Blitar, Trenggalek, Pacitan, Bondowoso, dengan skala intensitas II MMI.
Hingga pukul 12.00 WIB, BMKG menyatakan bahwa belum adanya aktivitas gempabumi susulan atau aftershock. Meski begitu, Daryono tetap mengimbau kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidak menyebarkan isu yang menggemparkan warga. Pasalnya, sejak informasi gempa Malang dirilis, banyak kabar yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya seperti info mengenai tsunami dan gempa susulan.
Warga dhimibau untuk mengindar dari beberapa bangunan yang retak akibat gempa atau infrastruktur yang dirasa sudah tidak kuat untuk menopang bangunan saat terjadi gempa. Daryono juga menegaskan warga untuk memastikan bangunan tempat tinggalnya cukup tahan gempa, untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.