Doa Bercermin – Bercermin merupakan suatu kegiatan yang biasa dilakukan oleh seseorang untuk meningkatkan tingkat kepercayaan diri. Selain itu, bercermin juga bisa menjadi ajang setiap manusia untuk menampilkan sisi terbaiknya sebelum mereka keluar dari rumah. Namun, tahukah Anda, kalau dalam agama Islam bercermin memiliki adab hingga doanya? Yup, semua itu sudah diatur dalam ketentuan dan sunnah-sunnah yang dilakukan oleh Rosulullah SAW.
Di dalam Islam sendiri, seorang Muslim patut dan wajib untuk mengikuti setiap adab yang sudah ditentukan, bahkan dari bangun tidur, hingga tidur kembali. Jadi, bisa ditarik kesimpulan bahwa setiap kegiatan yang seorang Muslim lakukan di dunia, pasti memiliki ketentuan, doa, serta adabnya sendiri. Hal itu tentu bukan tanpa alasan, melainkan memiliki berbagai macam dampak, efek positif, serta anjuran yang logis.
Sebagai seorang makhluk sosial, yang juga seorang Muslim, bercermin tentu menjadi sebuah kegiatan wajib bagi sebagian orang. Pasalnya, kita sebagai seorang manusia tentu ingin dipandang rapi dan berseka ketika keluar dari rumah. Hal itulah yang membuat seseorang kerap menghabiskan waktu untuk bercermin, berdandan, dan berhias diri.
Dalam Islam, bercermin merupakan suatu kegiatan yang diperbolehkan oleh agama. Sebab, dengan bercermin Anda akan melihat pantulan atau refleksi diri Anda sendiri. Hal ini ditujukan agar Anda dapat bersyukur atas rezeki yang didapat, berupa wajah yang rupawan, tubuh dan fisik yang sempurna, serta penampilan yang cantik. Hal tersebut tentu tak lepas dari karunia yang diberikan oleh Allah SWT kepada umatnya.
Selain itu, memakai pakaian yang bersih dari noda, serta mengenakan wewangian adalah salah satu hal yang dianjurkan pula dalam Islam. Sebagaimana kita ketahui, setiap agama pasti memiliki ketentuan akan penampilan setiap umatnya. Tak ada satu agamapun di dunia ini yang tidak menganjurkan umatnya untuk berpenampilan rapi, sopan, dan bersih. Semua itu tentu memiliki korelasinya dengan berkehidupan sosial.
Nah ketika kita sudah berpenampilan bersih, cantik, dan sopan, maka salah satu cara untuk mensyukuri nikmat Allah SWT tersebut adalah dengan cara berdoa. Dalam Islam, ada beberapa doa bercermin yang wajib diketahui oleh umatnya. Doa-doa tersebut tentu berartikan positive, sebagai motivasi maupun rasa syukur seorang manusia akan apa yang telah diberikan oleh Allah SWT. Bercermin sekaligus berdoa juga membuat seorang manusia merasa bersyukur dan mencintai dirinya sendiri.
Di pembahasan kali ini, kami akan membahas mengenai doa bercermin, ketentuannya, serta sunnah-sunnah bercermin yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW. Namun sebelum itu, kami akan mengulas sesuatu tentang cermin dan bercermin terlebih dahulu. Maka dari itu, yuk simak langsung pembahasannya di bawah ini!
Mengenal Sejarah Cermin
Pernahkah Anda mengenal Charlie Chaplin? Seorang aktor sekaligus pegiat seni pantomim yang terkenal di era televisi hitam putih tersebut pernah berkata, bahwa cermin merupakan teman baiknya. Hal itu dikarenakan, cermin tidak akan tertawa ketika dirinya menangis. Pernyataan tersebut tentu menjadi gambaran bagi kita, bahwa cermin merupakan sebuah refleksi diri kita sendiri yang bisa kita lihat secara jelas, dan langsung.
Tanpa cermin, seorang manusia yang memiliki dasar sebagai makhluk sosial tentu tidak akan pernah bisa hidup. Atau, jikalau memang bisa hidup, tentunya manusia tersebut tidak bisa menampilkan sisi terbaiknya dalam dirinya, karena mereka sendiri pun tidak pernah mengetahui potret dari wajah hingga penampilan perawakan dirinya sendiri. Tanpa cermin, Anda tidak akan pernah bisa berdandan, memadukan pakaian, serta mempercantik diri.
Maka dari itu, pernahkah Anda membayangkan bagaimana sejarah awalnya ditemukan sebuah cermin? Nah sebelum memasuki ke sesi doa bercermin, kami akan menjelaskan dulu mengenai sejarah singkat cermin, hingga bagaimana benda tersebut bisa merubah peradaban di dunia.
Sebelum ditemukannya cermin, seorang manusia akan menemukan pantulan wajah dirinya di genangan air, sungai, atau danau. Namun, bayangan yang menampilkan dirinya tersebut tentu tidak sesempurna cermin yang ada di era modern saat ini. Pantulan dirinya tidak akan terlihat sempurna, apalagi jika air tersebut gelap.
Maka dari itu, pada tahun 6000 SM, cermin mulai ditemukan di Anatolia, atau Turki. Cermin pada awalnya bukan berbentuk kaca, melainkan batu mengkilap seperti obsidian yang dipoles hingga permukaannya menjadi reflektif. Benda yang digunakan untuk dijadikan cermin adalah batu vulkanik. Sejak saat itulah manusia mulai menyempurnakan bentuk cermin.
Nah cermin kaca yang kita pergunakan saat ini dan sudah merubah peradaban dunia ditemukan hampir 200 tahun yang lalu di Jerman. Namun, di tahun 1835, ahli kimia asal Jerman sudah mengembangkan proses pembuatan cermin dengan cara mengaplikasikan lapisan tipis perak metalik ke satu sisi panel kaca bening. Teknik inilah yang kemudian terus berkembang dengan tujuan memproduksi cermin secara massal.
Lalu hingga saat ini, cermin adalah menjadi salah satu alat yang wajib digunakan oleh peradaban umat manusia dalam melihat refleksi diri sendiri. Meski begitu, para ilmuwan, sejarawan, serta ahli Agama yakin bahwa cermin paling pertama kemungkinan besar adalah genangan air dan batu, atau wadah tanah liat yang mengkilap. Hal itulah yang membuat para ahli Agama meyakinkan adab-adab bercermin sudah ada sejak zaman Rosulullah SAW.
Bercermin dalam Islam
Sebagaimana diketahui, dalam agama Islam, setiap kegiatan positif yang kita lakuakan di dalam hidup merupakan sebuah ibadah. Maka dari itu, agar kegiatan berhias, mempercantik diri, serta merapikan pakaian di cermin termasuk ke nilai-nilai ibadah, Rosulullah SAW menganjurkan beberapa adab bercermin serta doa-doa yang bisa kita bacakan setelahnya.
Dalam Al-Quran sendiri, sudah disebutkan bahwa seorang manusia diciptakan dengan bentuk yang sebaik-baiknya. Allah berfirman dalam Al-Quran, yang berbunyi:
لَقَدْ خَلَقْنَا الْإِنْسَانَ فِي أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ
Laqad khalaqnal-insāna fī aḥsani taqwīm
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS At-Tin: 4).
Namun perlu ditekankan kembali, bahwa bercermin dan adab serta doanya di dalam Islam tidak hanya dianjurkan untuk perempuan, melainkan laki-laki juga. Meski begitu, dalam bercermin tentu tidak dianjurkan pula untuk melakukan hal-hal yang berlebihan. Islam mengajarkan untuk merapikan diri, namun tidak untuk menyombongkan diri.
Selain oleh Rosulullah SAW, adab dan doa bercermin dianjurkan pula oleh Nabi Yusuf AS. Dari sini kita bisa belajar, bahwa Nabi Yusuf yang terkenal akan ketampanannya pun masih dan tetap selalu membaca doa bercermin. Hal itu sebagaimana diriwayatkan oleh H.R. Ahmad, dengan bunyi sebagai berikut;
اَللّٰهُمَّ كَمَا حَسَّـنْتَ خَلْقِـيْ فَحَسِّـنْ خُلُقِـيْ
Allahumma kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii
Artinya: “Ya Allah, sebagaimana telah Engkau indahkan rupaku, maka indahkanlah pula akhlakku.” (H.R. Ahmad).
Doa bercermin yang diamalkan oleh Nabi Yusuf tersebut dilakukan beliau untuk menghadirkan rasa cinta dari orang lain dengan mengharap ridho Allah SWT. Maka dari itu, bisa kita tarik kesimpulan bahwa, melafalkan doa bercermin akan memperoleh keindahan rupa dan akhlak dengan mengharap ridho dari Allah SWT.
Doa Bercermin
Sebagaimana yang telah dibahas di awal, bahwa kami akan memberikan doa bercermin sesuai dengan yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW. Doa bercermin tersebut terbagi ke beberapa bagian, yaitu doa pertama yang dibaca sebelum atau ketika hendak bercermin, doa kedua yang dibaca pada saat bercermin, dan doa bercermin sesuai hadis.
Maka dari itu, yuk simak langsung doa bercermin di bawah ini!
Doa Bercermin yang Dibaca Sebelum Bercermin
اَللَّهُمَّ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِيْ فَحَسِّنْ خُلُقِيْ
Latin: Allahumma kama hassanta khalqi fahassin khuluqi.
Artinya: “Wahai Tuhanku, sebagaimana telah Kaubaguskan kejadianku, maka baguskanlah perangaiku,”.
Doa Bercermin yang Dibaca Saat Bercermin
اَلْحَمْدُ ِللهِ كَمَا حَسَّنْتَ خَلْقِىْ فَحَسِّـنْ خُلُقِىْ
Latin: Alhamdulillaahi kamaa hassanta kholqii fahassin khuluqii
Artinya: “Segala puji bagi Allah, baguskanlah budi pekertiku sebagaimana Engkau telah membaguskan rupa wajahku”.
Doa Bercermin Sesuai Hadis
Selain dua doa bercermin di atas, Rosulullah SAW juga menyampaikan dalam sebuah hadis terkait doa bercermin dengan memuji Allah yang telah menyempurnakan dan memperbaiki ciptaanNya, yaitu manusia. Berikut adalah doa bercermin sesuai hadis yang dianjurkan Rosulullah SAW
اَلْحَمْدُلِلّٰهِ الَّذِى سَوَّى خَلْقِى فَعَدَّلَهُ وَكَرَّمَ صُوْرَةَ وَجْهِى فَحَسَّنَهَاوَجَعَلَنِى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Latin: Alhamdulillahilladzi sawwaa khalqii fa’addalahu wa karrama shurata wajhii fahassanaha waja’alanii minal muslimin.
Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menyempurnakan dan memperbaiki penciptaanku, memuliakan bentuk wajahku, maka Dia membaguskan dan menjadikan aku termasuk orang-orang Islam.” (HR Ibnu as-Sani).
Adab Bercermin yang Dianjurkan Rosulullah SAW
Selain doa bercermin yang dianjurkan oleh Rosulullah SAW, ada pun adab bercermin yang wajib kita lakukan. Hal ini tentu harus menjadi sebuah perhatian khusus sejak dini, pasalnya agar terus terbiasa hingga dewasa ketika bercermin. Maka, agar kegiatan bercermin, berhias, dan berdandan tersebut dapat membuahkan berkah dari Allah SWT, berikut adalah beberapa adab bercermin yang harus dilakukan
Melafadzkan Doa Bercermin
Adab bercermin yang utama adalah tentu melafadzkan doa bercermin. Rosulullah SAW menganjurkan kepada setiap umatnya untuk melafalkan doa, minimal dengan bacaan basmallah sebelum dan sesudah bercermin. Hal ini ditujukan agar mendapatkan berkah dari Allah SWT, juga sebagai bentuk syukur kepada Allah SWT atas wujud dan paras yang kita miliki.
Tidak Berlebihan
Sebagaimana dijelaskan tadi, adab bercermin selanjutnya adalah agar tidak berlebihan dalam bercermin, berdandan, berhias, serta memakai pakaian. Berlebihan di sini diartikan sebagai kesombongan. Maka dari itu, bercermin dan berdandan dianjurkan secukupnya saja, sesuai dengan yang difirmankan oleh Allah SWT. Berikut adalah bunyinya
وَقَرْنَ فِيْ بُيُوْتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْاُوْلٰى وَاَقِمْنَ الصَّلٰوةَ وَاٰتِيْنَ الزَّكٰوةَ وَاَطِعْنَ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ ۗاِنَّمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيُذْهِبَ عَنْكُمُ الرِّجْسَ اَهْلَ الْبَيْتِ وَيُطَهِّرَكُمْ تَطْهِيْرًاۚ
Latin: Wa qarna fi buyụtikunna wa la tabarrajna tabarrujal-jahiliyyatil-ụla wa aqimnaṣ-ṣalata wa atinaz-zakata wa aṭi’nallāha wa rasụlah, innama yuridullahu liyuz-hiba ‘angkumur-rijsa ahlal-baiti wa yuṭahhirakum taṭ-hira.
Artinya: “Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah shlat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (QS Al-Ahzab: 33).
Wujud Rasa Syukur
Dengan melakukan adab-adab di atas, maka Anda akan mengerti adab selanjutnya, yaitu sebagai rasa syukur. Kita pun harus mengerti bahwa Allah SWT lah yang menciptakan tubuh indah seorang manusia, baik laki-laki maupun perempuan.
Kesimpulan dan Penutupan
Nah itulah tadi doa bercermin, beserta adab dan ketentuan yang diajarkan Rosulullah SAW. Perlu kita tekankan, bahwa bercermin adalah suatu kegiatan yang wajib dibarengi oleh rasa syukur sehingga kita bisa berseka dan berpenampilan rapi dalam kondisi diridhoi Allah SWT.